MAKALAH
METODE
PENELITIAN
“Teknik
Pengumpulan Data”
DOSEN
PEMBIMBING :
RINI
SEFRIANI ,S.Pd,M.Pd
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 6 :
DEBI SANITA
16101156110015
JURUSAN
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PUTRA INDONESIA “YPTK”
PADANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami Ucapkan kehadirat ALLAH SWT , yang atas rahmat Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Teknik Pengumpulan Data ”.
Penulisan
makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Metode Penelitian di perguruan tinggi .
Dalam
penulisan makalah ini kami mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada :
1. Ibu
Rini Sefriani, S.Pd, M.Pd. selaku dosen pembimbing
2. Teman-teman
yang membantu penyelesaian makalah ini
Kami
harap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada beliau yang telah
memberikan bantuan , dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah ,
Amin Yaa Robbal „Alamin.
Dalam
penulisan makalah ini mungkin masih ada yang kekurangan , baik pada teknis
penulisan maupun materi yang disampaikan , mengingat akan kemampuan yang kami
miliki.
Untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun.
Padang
, Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3 A. Teknik Pengumpulan Data 3 B. Teknik-teknik Pengumpulan Data........................................................... 3 BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan............................................................................................ 9
B. Saran........................................................................................................ 9 DAFTAR PUSTAKA 9
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3 A. Teknik Pengumpulan Data 3 B. Teknik-teknik Pengumpulan Data........................................................... 3 BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan............................................................................................ 9
B. Saran........................................................................................................ 9 DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Metode
pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak
dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya
melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan
lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik
tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Kegiatan
pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan
instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara
sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan
peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau
kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya,
pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian
kuantitatif dan kualitatif.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang berkaitan dengan makalah ini :
1.
Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data?
2.
Bagaimana Teknik-teknik Pengumpulan data?
C.
Tujuan
Masalah
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui maksud dari teknik pengumpulan data.
2. Untuk mengetahui
teknik-teknik pengumpulan data.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan
data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling
tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Dalam
suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat
menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan
tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian,
akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
Kegiatan
pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan
instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara
sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi
atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam
prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian
pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses
pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti
dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis
(untuk penelitian kuantitatif).
Teknik pengumpulan data
sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah kuantitatif atau kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data: observasi,
focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi
kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik
pengumpulan data: angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi.
- Teknik-teknik Pengumpulan Data
Penelitian kuantitatif menjunjung tinggi
objektifitas dan keseragaman. Sesuatu yang objektif harus tampak dalam
perilaku. Data kuantitatif berupa respons yang diberikan responden yang tampak
dan dapat diukur.
Ada beberapa metode pengumpulan data
yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut ;
1.
Wawancara.
Wawancara adalah proses memperoleh
keterangan/data untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
panduan wawancara.
Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/ kecil.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa
anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview
dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
-
Bahwa subjek (responden) adalah orang
yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
-
Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek
kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
-
Bahwa interpretasi subjek tentang
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh si peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka
maupun lewat telepon
Secara
garis besar ada dua macam pedoman wawancara :
a. Pedoman
wawancara tidak terstruktur
Yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditayakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat
diperlukan. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Adapun
contohnya adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendapat Saudara terhadap
kebijakan-kebijakan Rektor terhadap UKM-UKM yang ada di IAIN Syekh Nurjati
Cirebon?dan bagaimana dampaknya terhadap mahasiswa!”.
b. Pedoman
wawancara terstruktur
Yaitu pedoman wawancara yang disusun secara
terperinci sehingga menyerupai chek list. Wawancara terstruktur digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu
dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan
yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa
instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain
yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar. Adapun contoh
wawancara terstruktur tentang tanggapan Mahasiswa terhadap pelayanan Kampus
IAIN Syekh Nurjati Cirebon:
1) Bagaimanakah
tanggapan Saudara/I terhadap pelayanan yang ada di PBA?
a) Sangat
bagus
b) Bagus
c) Tidak
bagus
d) Sangat
tidak bagus
2) Bagaimanakah
tanggapan Saudara/i terhadap pelayanan Administrasi di IAIN Syekh Nurjati?
a) Sangat
bagus
b) Bagus
c) Tidak
bagus
d) Sangat
tidak bagus
Pedoman wawancara yang banyak digunakan
adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini mula-mula interviewer
menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu
diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang
diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan
mendalam.
Sebagai contoh misalnya kita akan
menyelidiki pengetahuan dan pendapat mahasiswa tentang perguruan tinggi di mana
mereka kuliah. Pertama-tama mereka kita tanya tentang tahun berapa mereka
masuk, sekarang di semester berapa, mengambil mata kuliah apa saja,
ekstrakulikuler apa yang diikuti, dan sebagainya.
Kemudian
diikuti pertanyaan sebagai berikut :
-
Pada tahun Saudara masuk, jurusan apa
saja yang ada?
-
Apakah Saudara memperoleh indeks
prestasi (IP) yang baik dari semester ke semester?
-
Apakah program studi yang diberikan
cocok dengan keperluan Saudara jika sudah lulus?
Sebelum melakukan proses wawancara ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Persiapan
wawancara
2) Menentukan
jenis dan struktur pertanyaan
3) Menyiapkan
instrument wawancara
4) Menghubungi
atau membuat janji dengan calon responden untuk melakukan kunjungan, atau
memilih tempat dan situasi yang nyaman.
5) Membuat
kesan positif
6) Sikap
dan pedoman wawancara
7) Peranan
pewawancara
Kelebihan
teknik wawancara:
-
Memungkinkan untuk mengajukan banyak
pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang.
-
Memungkinkan bagi pewawancara untuk
memahami kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada
responden.
-
Partisipasi responden lebih tinggi
dibandingkan teknik kuesioner.
Kelemahan dan
kelebihan wawancara
Manurut (Djumhur dan
Moh. Surya) Selain memiliki kelebihan, wawancara juga mempunyai kelemahan -
kelemahan, yaitu:
-
Memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang
lebih besar
-
Sangat tergantung pada individu yang
akan diwawancarai
-
Situasi wawancara mudah dipengaruhi
lingkungan sekitar
-
Menuntut penguasaan keterampilan bahasa
yang baik dari interviewer
-
Adanya pengaruh subyektif pewawancara
yang dapat mempengaruhi hasil wawancara
-
Adanya pengaruh subjektifitas dari
interviewer terhadap hasil wawancara
Upaya-upaya
mengatasi kelemahan dalam wawancara yaitu :
-
Kondisikan keadaan agar lebih baik
sehingga tidak terpengaruh keadaan lingkungan yang kurang baik.
-
Bahasa yang digunakan bisa disesuaikan
dengan klien agar klien mengerti dan faham.
-
Minimalkan waktu, tenaga, dan biaya yang
ada.
2.
Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008:
77).
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono
mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:
a) Isi
dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam
membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran
dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b) Bahasa
yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan
dengan kemampuan berbahasa responden.
c) Tipe
dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau
tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan
bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
d) Pertanyaan
tidak mendua
e) Tidak
menanyakan yang sudah lupa
f) Pertanyaan
tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban
yang baik saja atau yang jelek saja.
g) Panjang
pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga
akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
h) Urutan
pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke
hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.
Ada beberapa jenis kuesioner yang dapat
digunakan dalam proses pengumpulan data, yaitu:
a) Kuesioner
tertutup
Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada responden sudah dalm bentuk pilihan ganda. Jadi kuesioner jenis ini
responden tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat.
Contoh:
Penerapan skala likert
Bagaimana pendapat Saudara tentang
sarana dan prasarana yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Surakarta.
1. Sangat
tidak baik
2. Tidak baik
3. Biasa
4. Baik
5. Sangatbaik
b) Kuesioner
terbuka
Merupakan angket atau pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada responden yang memberikan keleluasaan kepada responden untuk
memberikan pendapat sesuai dengan keinginan mereka.
Contoh: Bagaimana pendapat Saudara tentang sarana
dan prasarana yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta?
Jawab: Sarana dan prasarana yang ada di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta sudah baik, misalnya seperti buku
yang ada di perpustaan fakultas sudah memadai.
Kelebihan teknik kuesioner, antara lain:
-
Jumlah responden dapat dalam jumlah yang
besar dan cakupannya cukup luas, karena kuesioner dapat dikirim melalui pos.
-
Biaya yang dibutuhkan dengan teknik ini
relative murah.
-
Responden tidak perlu orang yang
mempunyai keahlian dan wawasan yang luas, cukup orang yang terkait dengan
permasalahan dalam penelitian.
Kekurangan teknik kuesioner, antara
lain:
-
Tingkat pengembalian kuesioner rendah,
jika dikirim melalui pos.
-
Teknik kuesioner hanya dapat diberikan
kepada responden yang dapat membaca.
-
Bila pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner ditafsirkan salah oleh responden, maka hasil penelitian tidak akurat.
Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih
bahasa dalam proses pembuatan kuesioner sebagai berikut:
1) Gunakan
bahasa atau kata-kata yang sederhana agar mudah dipahami oleh responden.
2) Hindari
penggunaan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
3) Pertanyaan
harus singkat.
4) Hindari
pemilihan kata yang bermakna ganda.
5) Berikan
pertanyaan kepada responden yang tepat.
6) Pastikan
bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknik cukup akurat.
3.
Observasi
Observasi atau pengamatan langsung
adalah pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi
lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga
didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.
Dalam menggunakan observasi cara yang
paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan
sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item
tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti
berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah
sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton
televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi
tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki
(Arikunto, 2006: 229).
Ada beberapa komponen yang tercakup
dalam proses pengumpulan data dengan metode observasi, antara lain:
a. Pemilihan
b. Pengubahan
c. Pencatatan
d. Pengodean
e. Tujuan
empiris
Teknik
pengumpulan data dengan observasi dapat dibedakan berdasarkan keterlibatan
pengamat dan cara pengamatan.
a. Berdasarkan
keterlibatan pengamatan dibagi dua, yaitu:
1) Observasi
partisipasi
Di mana pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan
yang dilakukan subjek yang diteliti atau yang sedang diamati.
2) Observasi
tak partisipasi
Di mana pengamat berada di luar subjek yang sedang
diteliti atau diamati.
b. Berdasarkan
cara pengamatan dibagi dua, yaitu:
1) Observasi terstruktur
Dengan cara ini pengamat dalam proses pengumpulan
data menggunakan pedoman pengamatan.
2) Observasi
tidak terstruktur
Dengan cara ini pengamat dalam proses pengumpulan
data tidak menggunakan pedoman pengamatan.
Kelebihan
teknik observasi, antara lain:
-
Pengamat mempunyai kemungkinan untuk
langsung mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu
kejadian tersebut masih berlaku, atau sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga
pengamat tidak menggantungkan data-data dari ingatan seseorang.
-
Pengamatan dapat memperoleh data dan
subjek, baik dengan berkomunikasi verbal ataupun tidak, misalnya dalam
melakukan penelitian. Sering subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal
dengan peneliti karena takut, tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini
dapat diatasi dengan adanya pengamatan (observasi) langsung
Kekurangan
teknik observasi, antara lain:
-
Memerlukan waktu yang relatif lama untuk
memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian, misalnya adat penguburan
suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus
menunggu adanya upacara adat tersebut.
-
Pengamat biasanya tidak dapat melakukan
terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, contohnya kita ingin mengamati
fenomena perubahan suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, akan
sulit atau tidak mungkin dilakukan.
-
Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak
mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang
sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua
sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap
konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.
Manfaat
Observasi
Menurut Patton sebagaimana dikutip
Nasution, manfaat observasi adalah sebagai berikut.
1. Dengan
observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konsteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh padangan yang holistik
atau menyeluruh.
2. Dengan
observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan
peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep
atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan
penemuan.
3. Dengan
observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang
lain. Khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap
biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
4. Dengan
observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan
terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin
ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5. Dengan
observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden,
sehingga peneliti memperoleh gambaran yang komperhensif.
6. Melalui
pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi
juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana atau situasi sosial
yang diteliti.
Langkah-langkah Observasi
Dalam hal melaksanakan penelitian
tindakan kelas dilakukan secara kolabiratif, maka secara umum pelaksanaan
observasi perlu dilakukan dalam tiga fase kegiatan, yaitu pertemuan
perencanaan; pelaksanaan observasi kelas; dan pembahasan balikan.
4.
Tes
Tes secara harfiah berasal dari bahasa
perancis kuno “testum” artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah
serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang
dimiliki seseorang atau kelompok. Tes juga dapat didefinisikan sebagai himpunan pertanyaan
yang harus dijawab atau pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan untuk
mengukur aspek perilaku tertentu dari orang yang dikenai tes. Dapat disimpulkan bahwa Tes adalah cara
atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan
nilai yang melambangkan tingkah laku peserta tes.
a. Fungsi
tes
1. Sebagai
alat pengukur terhadap peserta didik (tingkat perkembangan yang dicapai)
2. Sebagai
alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
b. Pembagian
Tes
1. Berdasarkan
fungsinya:
-
Tes seleksi
-
Tes tes awal
-
Tes akhir
-
Tes diagnostik
-
Tes formatif
-
Tes sumatif
2. Berdasarkan
aspek psikis:
-
Tes intelegensi
-
Tes kemampuan
-
Tes sikap
-
Tes kepribadian
-
Tes hasil belajar
3. Berdasarkan
banyaknya orang:
-
Tes individu
-
Tes kelompok
4. Berdasarkan waktu:
-
Power test
-
Speed test
5. Berdasarkan
bentuk respon:
-
Verbal test
-
Nonverbal test
6. Berdasarkan
cara mengajukan pertanyaan dan jawaban:
-
Tes tertulis
-
Tes lisan
Bentuk tes yang sering dipakai dalam
proses belajar mengajar pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga
bentuk, yaitu :
1. Tes
tertulis (written tes) : suatu tes yang menuntut siswa memberikan jawaban
secara tertulis . Tes tertulis mempunyai 2 macam:
2. Tes
obyektif: tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah
disediakan atau memberikan jawaban singkat terbatas. Tes ini dibuat sedemikian
rupa, sehingga hasil tes tersebut dapat dinilai secara obyektif, dinilai oleh
siapapun akan menghasilkan nilai yang sama. Tes objektif jawabannya ringkas dan
pendek (short answer test).
Bentuk
bentuk tes obyektif ini adalah :
1) Bentuk
benar salah (true false)
Contoh : Lingkarilah B bila pertanyaan
ini benar, atau S bila pertanyaan tersebut salah. B-S Hukum memberi hadiah
adalah sunah muakkad.
2) Bentuk
pilihan ganda ( multiple choice)
Contoh
: berilah tanda (x) huruf a, b, c, d pada jawaban yang benar!
Wajib
megerjakan ibadah haji bagi orang yang…………
a.
Tua
c. kaya
b.
Mampu
d. suka
3) Bentuk
menjodohkan (matching)
Contoh
: Jodohkan soal bagian A dan B
Bagian
A
-
Melaksanakan Ibadah puasa
-
Iman kepada kitab-kitab Alloh
-
Menahan keluarnya hadast
Bagian
B
-
Rukun Iman nomor 3
-
Hal yang makruh dalam sholat
-
Rukun islam nomor 4
4) Bentuk
melengkapi (completion)/jawaban singkat
Contoh
: Rosul nomor 25 adalah….
3. Tes
Subjektif/Essai : tes tertulis yang meminta siswa memberikan jawaban berupa
uraian atau kalimat yang panjang-panjang. Panjang pendeknya tes essai adalah
relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes. Bentuk-bentuk tes subjektif ini
adalah :
1) Essai
bebas, yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab dengan uraian secara bebas.
Sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Contoh
:
Apa yang terjadi apabila pemerintahan
suatu negara dipimpin oleh seorang diktator?
Kelemahan dalam bentuk ini adalah sukar
menentukan standar jawaban yang benar sebab jawaban siswa sifatnya beraneka
ragam.
2) Essai
terbatas, yakni yang soalnya menuntut jawaban dalam bentuk uraian yang telah
terarah. Tes uaraian ini lebih mudah memeriksanya, karena dapat lebih mudah
ditetapkan standar jawaban yang benar.
Contoh
: Sebutkan ciri-ciri seorang pemimpin yang bersifat dictator !
4. Tes
Lisan (oral test) : Tes lisan sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang
terkait dengan kemampuan komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk
menguji siswa baik secara individual ataupun kelompok.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan tes lisan :
a) Janganlah
guru membentak siswa karena siswa itu memberikan jawaban yang menurut penilaian
guru merupakan jawaban yang salah.
b) Jangan
pula ada kecenderungan untuk membantu seorang murid yang sedang dites dengan
memberikan kunci-kunci jawaban tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati
pada murid itu.
Contoh bentuk tes lisan :
Guru dikelas bertanya pada siswanya :
“sebutkan Rukun-rukun dalam sholat!”
5. Dokumen
Dokumentasi sering dicontohkan dengan
foto-foto baik dalam acara tertentu maupun dalam penelitian. Namun perlu
dicermati bahwa yang dimasud dokumentasi tidak hanya foto-foto saja. Contoh
dokumentasi yang dimaksud dalam artikel kali ini adalah gambar, tulisan, buku,
monografi dan lain sebagainya.
Menurut Sugiyono (2011:329-330)
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,
patung, film, dan lain-lain. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kridibel
atau dapat dipercaya kalau di dukung oleh sejarah pribadi kehidupan masa kecil,
sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobografi.
Kelemahan Dokumentasi
Perlu dicermati bahwa tidak semua
dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi, sebagai contoh banyak foto yang
tidak mencerminkan keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan
tertentu. Demikian juga autobiografi yang ditulis untuk dirinya sendiri, sering
subjek
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Pengumpulan data dialukan untuk menyediakan data untuk dianalisis guna menjawab
masalah yang telah dirumuskan. Dalam pengumpulan data kuantitatif, kebenaran
bersifat objektif, tunggal, universal, dapat dapat diuji dan positif.
Ada beberapa metode pengumpulan data
yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut ;
1.
Wawancara
Ada dua macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
2.
Kuesioner(angket)
Ada dua macam kuesioner, yaitu tertutup dan terbuka.
3.
Observasi
Ada dua
macam observasi, yaitu observasi terstruktur dan tidak terstruktur
4.
Tes
5.
Dokumen
B.
Saran
Hendaknya para peneliti
memperhatikan cara-cara mereka dalam mengambil metode yang akan digunakan dalam
penelitian mereka karena pemilihan metode yang tepat dalam penelitian akan
menentukan hasil dari penelitian tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
urwanto. 2012. Metodologi
Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2005. Metode
Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.
http://www.konsistensi.com/2013/04/pengumpulan-data-penelitian-dengan.html